Senin, 01 Desember 2014

" Dan Sekarang Allah Mengujiku Dengan Musibah Berupa Jabatan "




Suatu hari, Umar bin Khattab menangis sesenggukan mendengar kabar seekor keledai mati karena terperosok di jalanan yang rusak dan berlobang di suatu wilayah di Irak. Melihat Sang Khalifah menangis sedemikian, ajudannya bertanya kepada Umar. “Wahai amirul mukminin, bukankah itu hanya seekor keledai?” Dengan menahan marah Umar menjawab, “Apakah engkau sanggup menjawab dihadapan Allah ketika ditanya tentang apa yang telah engkau lakukan ketika memimpin rakyatmu?”

Umar bin Khattab Seorang pemimpin yang luar biasa yang telah dijanjikan surga menangis ketakutan karena merasa tidak sanggup menjawab tentang kepemimpinnya dihadapan Allah SWT. Umar bin Khattab menyadari bahwa apapun yang kita lakukan diminta pertanggung jawaban di hadapan Allah SWT, Umar bin Khattab menyadari bahwa menjadi seorang pemimpin bukanlah sebuah anugerah melainkan sebuah musibah.



Dan sekarang Allah mengujiku dengan musibah berupa jabatan , jika Umar bin Khattab yang dijanjikan surga ketakutan lalu bagaimana dengan aku yang jauh dari kata sempurna untuk dijadikan seorang pemimpin. "Ya Allah lindungi hamba dan Kuatkan hamba dalam menjalankan Amanah ini dan jadikan Amanah ini menjadi kontrol atas sikap hamba selama ini "

Tubuh ini bergetar, muncul suatu ketakutan dari dalam diri tentang sebuah riwayat yang mengatakan :
“ ORANG YANG PALING PEDIH / KERAS SIKSANYA PADA HARI KIAMAT ADALAH PEMIMPIN / IMAM YANG DHALIM "

Kepada para rekan-rekan yang telah memberikan musibah berupa jabatan ini, hanya satu permintaanku, "Jangan jadikan aku pemimpin seperti kalian mengantarkan mayat ke dalam kuburan, yang setelah kalian kubur lalu kalian tinggalkan membusuk sendiri, aku ingin seperti kalian mengantarkan orang yang ingin menunaikan ibadah haji, yang kepergiannya kalian antar dan kepulangannya kalian tunggu serta selalu kalian doakan kebaikannya"

Aku tidak akan berjalan dan berdiri sendiri tanpa kalian wahai saudaraku, aku tidak ada apa-apanya tanpa kalian wahai saudaraku, aku hanya ingin melihat perjuangan kita menjadi sesuatu yang dapat dikenang dan dirasakan oleh banyak orang di Bangka Belitung dan Nusantara ini. Kita tidak perlu berjalan beriringan, tetapi kita harus berjalan berdampingan, saling merangkul untuk mewujudkan apa yang kita cita-citakan selama ini wahai saudaraku.



Salam #Belacin, salam #SerumpunSebelukar, #SalamBara, #SalamHangat, #ISBAcabangPalembang #Wassalam...
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar